ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DENGAN KONSEP DECISION SUPPORT SYSTEMS BERKAITAN DENGAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
oleh

Anida Nur Azizah
Program Studi D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Bandung

Abstracs
This paper focuses on the use of management information systems with the concept of Decision Support Systems that can improve the decision making process both for the manager or leader. The role of technological development is very big in the accuracy of the provision of information required in management decision-making process. Focus of this paper is the analyst on how utilization management system with support systems such as DSS to provide improved quality of decision-making process. Technology plays a very important for the progress and success of a company Because if it can not adapt to technological developments, the greatest risk is a failure in the operation management. Management Information Systems with the concept of DSS is a system that is based on a computer using models and analysis that can be easily used by users.
Key Words: Management Information System, Decision Support System, Manaagement of Decision.

I. Pendahuluan
1.1 Latar berlakang masalah
Pada era teknologi canggih seperti ini, pengaruh teknologi dalam proses pengambilan keputusan manajemen sangatlah besar. Dari berbagai sektor yang mendapat pengaruh serta manfaat yang sangat besar mengenai hadirnya teknologi canggih adalah organisasi atau intuisi yang bergerak dalam bidang bisnis. Perusahaan – perusahaan modern menggunakan sistem informasi dan teknologi informasi bukan hanya untuk meningkatkan kinerja dari waktu ke waktu namun manfaat lebih jauhnya sebagai ujung tombak untuk mengahadapi persaingan. Tidak sedikit perusahaan yang gulung tikar diakibatkan tidak bisa beradaptasi dalam era teknologi canggih maka dari itu terjadi pula perubahan dalam proses pengambilan keputusan, perubahan tersebut dalam hal peran manajer dalam mengambil  keputusan. Mereka dituntut untuk mendapat informasi yang akurat, terpercaya dan terkini yang berkaitan  dalam proses pengambilan keputusan. Peningkatan dalam penggunaan teknologi Informasi khususnya internet telah berperan penting bagi masyarakat dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang lebih berkualitas akurat dan tepat waktu. Setiap organisasi juga dapat memanfaatkan internet dalam kegiatan organisasi secara elektronis.
SIM atau lebih dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen sebenarnya telah digunakan sebelum hadirnya teknologi informasi dalam proses pengambilan keputusan, meskipun masih menggunakan sistem konvensional yang segala sesuatunya masih sangat sederhana dan manual. Bagi Perusahaan atau instansi, pengambilan keputusan manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan maka dari itu diperlukan perancangan serta implementasi sistem informasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Sebuah penelitian mengatakan bahwa indikator terpenting dalam menentukan keberhasilan mendesain dan mengimplementasikan SIM adalah kepuasan dalam penggunaan SIM itu sendiri. Pada masa sekarang ini banyak sekali penggunaan sistem informasi yang berfokus  pada basis komputer (computer-based information system). Perkembangan ini menghasilkan salah satu sistem pendukung dalam proses pengambilan keputusan yakni Decision Support System (DSS) sistem ini menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer atau pimpinan. Konsep tersebut diciptakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan yakni dalam pemecahan masalah sehingga dapat dihasilkan keputusan yang efektif dan efisien. Harapan dari penggunaan sistem informasi yang berbasis teknologi computer adalah agar dihasilkanya informasi yang akurat, berkualitas dan tepat waktu sehingga pengambilan keputusan dapat efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis ingin memberikan informasi serta analisis mengenai pemanfaatan sistem informasi dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Pemanfaatan sistem informasi ini diharapkan memudahkan bagi para manajer untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten melalui pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah
1.      Bagaimana pengaruh sistem informasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan?
2.      Apa saja permasalahan yang timbul dalam penerapan sistem informasi manajemen?
3.      Bagaimana pengaruh konsep sistem informasi manajemen berbasis DSS yang efektif untuk menunjang proses pemecahan masalah?
1.3 Keterbatasan
Untuk menghindari perbedaan antara judul maupun tujuan dalam penelitian ini serta keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, maka penulis membatasi ruang lingkup dan masalah yakni
1.      Pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
2.      Kejelasan informasi yang diperoleh secara digital untuk kecepatan dan keakurasian dalam proses pengambilan keputusan.
3.      Pengaruh konsep sistem informasi manajemen berbasis DSS terhadap proses pemecahan masalah.  
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan dari penelitian ini adalah
1.      Memberikan gambaran mengenai pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan bebasis DSS.
2.      Mengetahui permasalah yang timbul dalam penerapan sistem informasi manajemen khususnya dalam proses pengambilan keputusan
3.      Menghasilkan manfaat dan sistem informasi manajemen yang berdapak efektik dan efisien dalam proses pengambilan keputusan.
Metodologi Penelitian

Proses dalam pengerjaan paper ini  menggunakan metode studi pustaka yakni metode yang dilakukan dengan mencara berbagai sumber informasi yang dibutuhkan melalui buku, jurnal, majalah atau website terkait yang dapat mendukung proses pencarian teori yang relevan dengan materi pembahasan pada paper ini.

II. Pembahasan
Sumber informasi merupakan salah satu unsur yang membuat perusahaan itu dapat bertahan dalam era digital atau tidak, bukan dari seberapa besar dana yang diinvestasikan untuk membuat sebuah sistem informasi manajemen namun keunggulan dari rancagan sistem tersebutlah yang akan menyukseskan tercapainya proses pengambilan keputusan yang akurat dan tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi. Sistem informasi manajemen dengan didukung oleh DSS yang akan membatu meningkatkan keakuratan informasi dalam proses pengambilan keputusan.

2.1 Definisi Sistem

Beberapa ahli menyampaikan pendapatnya mengenai definisi sistem sebagai bahan perbandingan, berikut adalah beberapa definisi yang ada: Edhi Sutanta (2013:6) menjelaskan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen atau hal yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan  Robert N Anthony (2012:7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem adalah suatu cara tertentu yang bersifat dilakukan secara berulang-ulang guna melaksanakan sesuatu atau aktifitas tertentu. Sistem memiliki karaterisitik berupa rangkaian langkah-langkah yang sesuai, terkontrol dan berulang guna mencapai suatu tujuan tertentu. Penjelasan dari O’Brien dan Marakas (2009) mengenai Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan jelas yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari penjelasanan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu cara yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan guna mencapai tujuan tertentu. Serta dari setiap definisi masing-masing menekankan mengenai sistem yang memakai pendekatan pada elemen atau komponen, yang berarti bahwa sistem haruslah terdiri dari berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.

2.2 Definisi Informasi

Informasi merupakan data atau fakta yang telah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah informasi. Selain itu informasi juga memberikan kepastian dan membantu proses dalam pengambilan keputusan Karena dengan informasi kita bisa mengambil keputusan dengan resiko yang paling kecil.
Untuk mengambil kebijakan atau keputusan maka dibutuhkan informasi yang relevan dengan permasalah yang terjadi dalam perusahaan. Dengan begitu data yang mentah harus di proses terlebih dahulu. Pendapat dari Raymond McLeod (2011:11) menyatakan bahwa informasi adalah pemrosesan data sehingga memiliki makna untuk disampaikan kepada pihak yang belum mengetahuinya. Sedangkan pendapat dari Davis (2002) menjelaskan pengertian informasi yakni pemrosesan data sedemikian rupa sehingga memiliki arti atau makna dan manfaat bagi penerimanya dalam proses pengambilan keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari pendapat pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan-bahan mentah yang diproses untuk sehingga memiliki makna atau arti dan manfaat bagi penerimanya. Maka dari itu pemrosesan data-data sangatlah penting terjamin kualitas kebenaranny agar informasi yang dihasilkan dapat menjadi bahan yang berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan.

2.3 Definisi Manajemen

Asal kata manajemen berasal dari kata “to manage” yang secara umum berarti mengurusi, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina atau memimpin. Kata benda dari “management” dan “manage” yang berarti orang yang melakukan kegiatan manajemen. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa asal kata manajemen berasal dari Bahasa latin. Yaitu berasal dai kata “mantis” yang artinya tangan dan “agere” yang artinya melakukan. Kedua kata tersebut digambungkan menjadi “manager” yang berati menangani. “manager” diterjemahkan kedalam Bahasa inggris yaitu management atau manage untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Para ahli menjelaskan mengenai pengertian dari manajemen, berikut adalah beberapa pejelasan dari berbagai ahli. Penjelasan dari Stoner dan Pemaparan dari Gibson, Donelly dan Ivancevich (2006: 1) memaparkan bahwa,  Manajemen adalah proses yang dilakukan oleh lebih dari satu individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktifitas yang tidak bisa dicapai oleh satu individu. Sedangkan penjelasan Manajemen dari Malayu S.P Hasibuan (2009:5) memberikan penjelasan sebagai berikut: Manajemen ilmu dan seni yang mengatur mengenai proses pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa Manajemen adalah suatu proses pemanfaatan ilmu atau seni yang dilakukan individu atau lebih secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu.

2.4 Definisi Sistem Informasi

Secara sederhana Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis computer yang memberikan informasi bagi penggunanya dengan kebutuhan yang serupa. Sistem Informasi merupakan  mengumpulkan lalu memproses kemudian menyimpan lalu menganalisis dan meyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (memasukan data) dan output (hasil dari pemrosesan data). Sistem Informasi memproses input dan menghasilkan output yang dikirim kepada pengguna atau sistem yang lainnya. Mekanisme timbal balik yang mengatur operasi pun bisa dimasukkan. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi bekerja di dalam sebuah lingkungan. Dalam mempelajari sistem informasi, perlu diketahui mengenai perbedaan data, informasi, dan pengetahuan. Sedangkan penjelasan dari Sutono (2007:8) menjelaskan bahwa sistem informasi memiliki tiga aktivitas dasar didalamnya yakni:

1.      Aktivitas memasukan (input)
2.      Aktivitas pemrosesan (process)
3.      Aktivitas keluaran (output)

Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian opersi, analisis permasalahan dan menciptakan produk atau jasa baru.
            System informasi memuat berbagai hal penting yang berkaitan dengan orang, tempat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan suatu organisasi. setidaknya tentang input,process dan output saja, sistem informasi membutuhkan feedback untuk evaluasi dan perbaikan ditahan berikutnya.


2.5 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen sebagai salah satu upaya dalam memperoleh informasi yang dapat menunjang proses pengambilan keputusan dengan efektif dan efisien sehingga resiko dari proses pengambilan keputusan tersebut sangatlah kecil. Berikut beberapa pengertian sistem informasi manajemen yang dijelaskan oleh berbagai ahli.. Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi serta secara rasional terpadu dan mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Sedangkan Edhy Susanta (2003:19) menjelaskan mengenai Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai sekumpulan sub sistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan serta saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan operasioanal, manajerial, serta strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.

Tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen adalah untuk memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, baik yang menyangkut keputusan-keputusan yang bersifat rutin ataupun strategis. Adapun kegunaan atau fungsi dari Sistem Informasi Manajemen yang telah dikemukakan oleh Asri Siahaan (2009) adalah :

1.      Memeberikan peningkatan aksestabilitan yang tepat waktu dan akurat bagi para pengguna tanpa harus diadakannya perantara system informasi.
2.      Menjamin atas ketersedian kualitas dan keterampilan secara kritis dalam memanfaatkan system informasi.
3.      Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.      Mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan pendukung mengenai keterampilan mengenai sistem
5.      Menetapkan arah system informasi yang akan diinvestasikan.
6.      Mengantisipasi serta memahami konsekuensi-konsekuensi secara ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru;
7.      Memperbaiki produktifitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.


2.6 Pengambilan Keputusan
Tujuan awal dari sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan akurat. Namun dengan berbagai aktifitas dan perannya, setiap individu selalu berusaha dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan baik.
            Dalam proses pemecahan masalah, seorang individu pastinya memiliki berbagai macam keputusan. Keputusan merupakan serangkaian tindakan yang perlu untuk diikuti dalam proses pemecahan guna menghindari dan mengurani dampak negative atau dapat memanfaatkan kesempatan. Dalam kondisi ini tidak akan mudah untuk membuat keputusan apalagi dengan aktivitas yang rumit serta informasi yang bukan berasal dari sumbernya, maka dari itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan sebuah sistem pendukung (support systems) untuk membuat keputusan, yang apabila dalam keadaan rumit dan tidak terstruktur atau dalam tingkatan tertentu. Ada dua macam alasan mengapa dibutuhkan sistem pendukung yakni:

1.      Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas.
2.      Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna).
Pengambilan keputusan berdasarkan pada sangat rutin dan baku sampai yang sangat rumit untuk mencapai suatu kesimpulan atau klasifikasi. Ada tiga tingkatan dalam melakukan pengambilan kebutusan yakni :

1.      Pengambilan Keputusan Pada Tingkat Strategis
Pengambilan keputusan pada tingkat strategis adalah pengambilan keputusan yang berorientsasikan pada masa depan dengan strategi yang diputuskan berhubungan dengan perencanaan jangka panjang yang meliputi penentuan tujuan, kebijaksanaan dan pencapaian keberhasilan organisasi secara menyeluruh.

2.      Pengambilan Keputusan Tingkat Taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Pengambilan keputusan ini berkenaan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis ariran dana, penentuan tata ruang pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produksi serta penelitian dan pengembangan.

3.      Pengambilan Keputusan Tingkat Teknis.
Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pada tingkat ini keputusan diambil bersifat deterministic (menentukan) serta pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan fungsi yang paling ditekankan dalam dingkat ini adalah fungsi pengawasan dari pada perencanaan. Contoh jenis dari proses pengambilan keputusan ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses, penerimaan, penentuan waktu, pengawasan inventaris pengiriman dan penempatan karyawan.

2.7 Perkembangan Sistem Informasi Manajemen

Sesungguhnya konsep sistem informasi sudah berkembang sebelum munculnya teknologi canggih seperti komputer. Pada abad 20 sebelum pertengahan,  pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Aplikasi tersebut diberi nama Pengolahan Data Elektronik. Namun demikian para pengguna khususnya dilingkungan perusahaan masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer.

Perkembangan SIM semakin pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut memberikan informasi baru yakni peneliti dari Massachussets Institute of Technology (MIT) yakni  Morton, Gorry, dan Keen mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS merupakan sistem yang menghasilkan informasi untuk ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan lainnya adalah munculnya aplikasi baru, yaitu Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yakni aplikasi yang memberikan fasilitas bagi manajer kantor untuk meningkatkan produktifitas melalui peralatan elektronik. Akhir-akhir ini muncul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep mengenai ide yang mengatakan bahwa computer bisa deprogram secara lojik menyerupai otak manusia. Salah satu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang memiliki spesialisasi pada area tertentu. semua konsep diatas yang telah dipaparkan, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi yang berbasis computer yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
            Dalam penggunaan sistem informasi manajemen ini dibagi dalam tiga tingkatan yakni dapat kita lihat pada gambar dibawah ini
gambar 2.7 - 1
·         Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning)
Bagian ini merupakan manajer tingkat atas seperti jajaran menteri, tingkat eselon satu dimana keputusan- keputusan yang dibuat berkaitan dengan perencanaan strategis meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi.
·         Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control)
Yang termasuk dalam bagian ini adalah manajer tingkat eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala bagian wilayah dan eselon III. Pada bagian ini bertugas untuk memastikan bahwa pelaksanaan rencana strategik dapat dicapai sesuai dengan penerapannya serta meyakinkan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.
·         Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control)
Yang termasuk dalam tingkat ini adalah eselon IV dan V yang bertanggung jawab  melaksanakan rencana yang sudah dibuat oleh manajer tingkat menengah yang terlaksana melalui operasi atau kegiatan organisasi.
Penggolongan manajer sesuai dengan tingkatannya memiliki pengaruh yang sangat bersar dalam mendesain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, penyampaian dan keputusan. Manajer tingkat strategic lebih sering memperoleh informasi dari lingkungan luar sedangkan sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Sedangkan dalam bentuk penyajiannya manajer tingkat strategik lebih menyukai informasi yang ringkas dibanding detail sedangkan manajer tingkat bawah lebih menekankan pada informasi yang detail. Pada jenis pengambilan keputusan manajer tingkat atas membuat keputusan yang tidak terstruktur yakni keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk dimengerti sebaliknya juga denan manajer tingkat bawah yang mengambil keputusan denan terstruktur.

Setelah mengetahui mengenai penggolongan manajer dalam proses pengambilan keputusannya, mengenai peran dari sistem informasi manajemen yang merupakan hal penting yang tidak boleh dilupakan Karena peran ini berperan penting dalam hal semakin besar peningkatan saling ketergantungan antar rencana stategis instansi, peraturan dan prosedur, disatu sisi dengan sistem informasi (software, hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi yang lainnya. Selain itu semakin meningkatnya cakupan dan ruang lingkup dari sistem informasi dan aplikasinya akibat dari perkembangan digital. Peningkatan dari kemampuan teknologi komputer dan semakin murah biaya pemanfaatan teknologi computer tersebut berdampak terhadap peran utama dari sistem informasi. Semakin baiknya jaringan computer telah dimanfaatkan oleh organisasi untuk menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat digunakan untuk menakses informasi secara cepat dan akurat. Jaringan yang terluas dan terbesar yang merupakan pintu untuk memasuki era digital adalah internet.

2.8 Decision Support System
          Sistem pendukung merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas dalam proses pengambilan keputusan dari berbagai sistem yang ada Decision Support System  merupakan sistem yang dikenalkan oleh Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT) yang memiliki arti sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus diselesaikan / dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh seorang manajer atau pimpinan. Pendapat lainnya mengatakan bahwa DSS digambarkan sebagai interaktip computer berdasarkan sistem informasi yang didesain untuk mendukung solusi saat memberikan putusan. Sistem berbasis computer yang interaktif ini membantu mengambil keputusan melalui penggabungan data-data, model-model alat serta ala-alat analisis yang memiliki tingkat kerumitan dan perangkat lunak yang akrab dengan pengguna yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur. Dalam rangka peningkatan proses pengambilan keputusan DSS menggabungakan intelektual individu dengan kemampuan komputer.

            Penelitian yang telah dilakukan  oleh Steven S. Alter mengenai pengembangan satu taksonomi dari enam jenis DSS yang berdasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Enam jenis DSS tersebut ada dalam gambar dibawah ini


Gambar 2.7 - 2
Jenis dari DSS yang memberikan kemungkinan dukungan paling sedikit adalah jenis DSS yang memiliki informasi paling sedikit seperti tergambar dalam kolom ke-1 diatas. Sedangkan jenis DSS yang memberikan kemungkinan dukungan lebih tinggi adalah memungkinkan baginya untuk menganalisa seluruh isi file berkenaan mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-unit lain yang terkait.
            Ada dua jenis DSS yang biasa dikenal yakni Model-driven DSS dan Data-driven DSS. Model-driven DSS adalah suatu sistem yang berdiri sendiri dan terpisah dengan seluruh sistem informasi organisasi. Kemampuan analis dari sistem ini adalah dikembagkan berdasarkan teori atau model yang ada yang kemudian disatukan dengan tampilan pengguna untuk mudah digunakan. Contoh dari model-driven DSS ini adalah yang telah digunakan  oleh perusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems. DSS ini mempunyai kemampuan atau kapabilitas untk menghitung keuangan atau permasalahan teknis seperti factor-faktor yang berhubungan dengan masalah pelayaran (kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat.) untuk jenis DSS yang kedua yaitu data-driven DSS adalah sebuah sistem yang menganalisis sejumlah data atau sebagian yang berada dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu pengguna dalam proses pengambilan keputusan yang bermanfaat dari sumber database yang besar. Banyak perusahaan atau organisasi yang memanfaatkan DSS ini untuk membuat pelangganya mendapat informasi dari website-nya atau dari sistem informasi organisasi yang ada.
           
            DSS ini banyak diterapkan di perusahaan yang sudah sukses untuk mempertajam proses pengambilan keputusan sehingga menghasilkan tingkat keakuratan dan ketepatan yang baik. Kapabilitas yang dimiliki DSS memungkinkan proses koordinasi dalam organisasi atau perusahaan baik internal maupun eksternal berjalan dengan lebih akurat. Berikut adalah bebrapa contoh perusahaan yang menggunakan dan memanfaarkan DSS sebagai pendukung sistem informasi dalam aktivitas usaha mereka:


JENIS INDUSTRI
TUJUAN PENERAPAN DSS
Industri Asuransi
Menentukan pola penutupan asuransi dan deteksi kemungkinan akan kecurangan (fraud)
Industri Perbankan
Memperbarui profil atau data nasabah bank
Perusahaan Manufaktur
Menentukan kebutuhan persediaan bahan baku yang paling maksimal dan efisien.
Usaha Ritel
Meningkatkan target customer melalui direct mail marketing.
Perkereta-apian
Menentukan jalur dan jadwal perjalanan
Perminyakan dan Gas
Mengevaluasi tempat drilling/pengeboran minyak atau gas alam yang potensial
Industri Penerbangan
Menentukan jadwal penerbangan dan meramalkan potensial penumpang.
Departemen peertahanan
Membuat analisis mengenai kontrak pertahanan
Table 2.7-1

Dari data diatas dapat diketahui bahwa sangatlah penting menggunakan sistem pendukung informasi guna menunjang kegiatan suatu perusahaan.

DSS merupakan sistem pendukung yang bisa meningkatkan kualitas dari proses pengambilan keputusan sehingga berdampak baik bagi perusahaan, berikut beberapa karakteristik dari DSS:
1.      Sistem ini mendukung proses pengambilan keputusan terutama dalam keadaan semi terstruktur atau tidak terstruktur
2.      Sistem ini bermanfaat bagi berbagai tingkatan manajemen dari tingkat atas sampai tingkat bawah dalam proses pengambilan keputusan.
3.      DSS dapat dengan mudah beradaptasi dengan waktu dan fleksibel.
4.      DSS mampu meningkatkan keefektifan dalam proses pengambilan keputusan yang berfokus pada keakuratan, waktu, serta kualitas hasil dengan memperhatikan biaya dalam proses pengamnilan keputusan.
5.      DSS menggunakan model-model dan analisis yang mudah digunakan oleh penggunan.




III. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa pemanfaatan sistem informasi manajemen akan sangat efektif apabila menggunakan sistem pendukung informasi salah satunya ialah DSS (Decision Support System). Pemanfaatan dari perkembangan teknologi yang sangat pesat sangatlah membantu proses pengambilan keputusan baik oleh manajer maupun pimpinan yang bersangkutan. Bagi pimpinan atau manajer kehadiaran dari SIM memberikan kontribusi yang positif dan lebih dari itu pengambilan keputusan yang lebih efisien serta dapat dipertanggungjawabkan dan dengan didukung oleh DSS yang memberikan peningkatan kualitas dalam proses pengambilan keputusan.
Maka dari itu didapat beberapa kesimpulan yakni:
1.      SIM merupakan pengembangan dari ilmu manajemen.
2.      SIM membantu manajer atau pimpinan dalam proses pengambilan keputusan yang relevan dengan permasalahan yang ada
3.      Hadirnya sistem pendukung informasi membantu meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan.
4.      SIM dengan konsep DSS (Decision Support System) membantu para pimpinan dalam meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan
5.      DSS telah digunakan oleh perusahaan yang telah mapan guna mempertajam proses pengambilan keputusan sehingga menghasilkan tingkat keakuratan dan ketepatan yang baik.
Dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan konsep Decision Support System (DSS) telah membantu para manajer atau pimpinan dalam meningkatkan proses pengambilan keputusan dengan efektif, efisien dengan tingkat keakuratan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

IV. Daftar Pustaka

Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Edisi Kedua     Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Anggadini, S. D. (n.d.). ANALISIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS KOMPUTER. Majalah Ilmiah UNIKOM, 176-187.
Antthony, R. N., & Govindarajan, V. (2012). Sistem Pengendalian Manajemen (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.
Chaniago, Harmon.2013.Manajemen Kantor Kontemporer cet 1.Bandung:CV Akbar Limas Perkasa
Hermawan, Sigit. 2012. Budaya dan Modifikasi Teori Z di Indonesia. Jurnal BETA (Bisnis, Ekonomi & Akuntansi), Vol 7 No 2. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Indrajit, R. E. (1999). Pengantar Konsep Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. elex-Media Komputindo. Retrieved from https://endangcahyapermana.files.wordpress.com/2016/03/manajemen-sistem-informasi.pdf
Muditomo, Arianto. 2013. Majalah Bank dan Manajemen: Career (with no) Path Menuju Era Karir Horizontal. Edisi Nomor 129, Januari – Februari. Jakarta: Cakrawala baru.
Nugraha, D. W. (2012). Membangun sistem informasi pengelolaan Kantor (ATK) Berbasis Web . Majalah Ilmiah Mektek, 44-51.
Nugraha, D. W., Gunawan, & Rinawiyati, E. D. (2013). Perbaikan Sistem Informasi Manajemen dan Struktur Organisasi pada PT X. Mahasiswa Universitas Surabaya, 1-17.
Priansa, D. J., & Garnida, A. (2015). Manajemen Perkantoran efektif,efisien dan profesional. Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.
Shaofeng Liu;Alex H. B. Duffy ;Robert Ian Whitfield;Iain M. Boyle. (2009, February 06). Integration of Decision Support System to Improve Decision Support Performance. Retrieved from Plymounth University.
Siagian, Sondang P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1 Cetakan 22. Jakarta: Bumi Aksara.
Susanti, P. (2013). Studi Tentang Pelaksanaan Informasi Manajemen dalam pengurusan STNK kendaraan Bermotor dikantor Samsat Samarinda. Administrasi Negara, 1018-1032.
Sutono, D. (2007). Sistem Informasi Manajemen. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP.


Hasil pengecekan plagiarism di https://www.plagiarismsoftware.net/






file versi pdf dapat dilihat di 

Share:

0 komentar